BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berbicara
merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia yang sangat penting karena dengan
berbicara kita dapat berkomunikasi antar sesama manusia, menyatakan pendapat,
menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi
emosional dan lain sebagainya. Banyak didapati orang yang berbicara tetapi
tidak semua orang ketika berbicara memiliki kemampuan yang baik di dalam
menyampaikan isi pesannya kepada orang lain, sehingga dapat dimengerti sesuai
dengan keinginannya. Dengan kata lain, semua orang memiliki keterampilan yang
baik di dalam menyelaraskan antara apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya
dengan apa yang mendengarkannya dapat memiliki pemahaman yang sesuai dengan
keingian si pembicara.
Pembelajaran
bahasa Jawa khususnya di SD merupakan salah satu muatan lokal yang masih dalam
taraf dasar, yang dipelajari secara berkala dari tingkat dasar sampai ke
tingkatan yang lebih luas. Dalam hal ini tingkatan pembelajaran bahasa Jawa
sesuai prosedur kurikulum yang ada di SD. Penelitian ini lebih mengkhususkan
kelas V SD karena cenderung akan lebih mudah memahami pembelajaran bahasa Jawa
ragam krama dan ragam ngoko. Pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko bertujuan agar siswa memiliki keterampilan menggunakan bahasa
Jawa dengan menempatkan secara baik dan benar dalam
berbagai situasi dan kondisi.
Pelaksanaan
pembelajaran bahasa Jawa di SDN Kedungharjo 1 khususnya kelas V bertujuan agar siswa mampu
menerapkan, mempraktikkan dan menerapkan bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko sesuai
dengan penggunaannya. Pengkhususan kelas V ini siswa sudah menguasai bahasa
Jawa ragam krama dan ragam ngoko karena sudah memperoleh materi
dari kelas-kelas sebelumnya. Jadi, hanya perlu mengulang bahasa Jawa ragam krama dan ragam
ngoko.
Siswa kelas V
SDN Kedungharjo 1 yang terdiri dari 20 siswa dengan rincian siswa laki-laki 8
siswa dan perempuan 12 siswa. Pemilihan tersebut berdasarkan wawancara dengan ibu Fitri Nurchasanah, S.
Pd. selaku guru kelas V SDN Kedungharjo 1 pada hari Senin, 4 Pebruari 2019
diperoleh data bahwa siswa mempunyai masalah atau kendala dalam pelajaran
bahasa Jawa, khususnya dalam hal berbicara siswa kurang aktif, apalagi dalam
ragam krama dan ragam ngoko. Selain itu, siswa perlu latihan
berbahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko agar dapat menerapkannya di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Kendala umum yang dialami siswa
adalah malu, raguragu, dan sulit menyampaikan gagasan mereka. Dengan kata lain,
mereka sulit mengubah apa yang ada dalam otak menjadi lambang bahasa.
Pembelajaran
bahasa Jawa khususnya pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko
pada kelas V SDN Kedungharjo 1 dilaksanakan dengan
cara ceramah dan dialog. Data ini diperoleh dari wawancara dengan guru kelas V.
Materi bahasa Jawa ragam krama dan
ragam ngoko yang disampaikan dalam
pembelajaran berasal dari buku “Sinau
Bahasa Jawa”. Waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi bahasa Jawa
ragam krama dan ragam ngoko sangat terbatas, karena disamping
menyampaikan materi tersebut, juga harus menyampaikan materi menulis, membaca,
sastra, dan materi lain. Materi bahasa Jawa yang akan diberikan berupa teks
dialog bahasa Jawa ragam krama dan
ragam ngoko, dimana ragam krama digunakan anak muda kepada orang
tua sedangkan ragam ngoko digunakan
orang tua kepada anak muda.
Dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran, peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa
siswa perlu ditingkatkan. Alternatif peningkatan keterampilan berbicara bahasa
Jawa siswa antara lain dengan menambah waktu dan materi pelajaran, meningkatkan
kualitas guru, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, meningkatkan peran
serta siswa. Alternatif lain dengan menggunakan metode pembelajaran yang
efektif dan efisien. Penggunaan metode yang aktif dan efisien merupakan hal
yang paling mungkin dilakukan karena tidak perlu menambah waktu dan materi.
Penggunaan metode tersebut secara langsung meningkatkan peran serta siswa dalam
pembelajaran.
Adapun teknik
yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa
biasanya dilakukan secara langsung. Dalam belajar mengajar bahasa Jawa siswa
sangat tergantung kepada guru, sehingga pengajaran bahasa Jawa di SD masih
bersifat pasif tradisional. Padahal jika guru menghadirkan metode pengajaran
kemungkinan akan mempunyai beberapa nilai yang dapat menunjang keberhasilan
peningkatan keterampilan berbicara.
Faktor yang
paling terkait dengan peningkatan keterampilan berbicara adalah faktor guru dan
motivasi belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri, guru memegang peranan penting
dalam kesuksesan pembelajaran. Kunci keberhasilan atau kegagalan dalam
implementasi kurikulum ada di tangan guru. Guru sebagai perencana, pelaksana,
dan pemegang kurikulum bagi kelasnya. Oleh sebab itu, semua yang diterapkan
guru di dalam kelas akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa yang merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan proses pembelajaran.
Bahasa Jawa
merupakan bahasa yang masih digunakan dalam komunikasi. Cara pengajaran bahasa
sebagai sarana komunikasi yang efektif dan efisien, adalah dengan
mempraktikkan. Salah satu cara pengajaran Bahasa yang mempunyai karakter
mempraktikkan adalah pengajaran bahasa dengan metode role playing, karena dengan metode ini lebih mudah dalam
penyampaian materi, memberikan kesempatan peserta didik untuk mempraktikkan
bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko, memerankan dan menghayati tokoh
yang ada dalam dialog dengan bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko,
mengenal lebih dalam makna dan nilai-nilai yang tersimpan dalam dialog, serta
penerapan keterampilan berbicara bahasa Jawa. Dengan demikian metode role playing meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Jawa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar
belakang permasalahan, permasalahan-permasalahan yang ada disekitar
permasalahan di atas antara lain:
1. Kurangnya praktek berbicara
menggunakan ragam krama dan ragam ngoko di sekolah.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam
berbicara ragam krama dan ragam ngoko.
3. Perlunya materi tentang bahasa Jawa
ragam krama dan ragam ngoko.
4. Kurang bervariasinya penggunaan media
yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko di
sekolah.
5. Perlunya keterampilan berbicara ragam
krama dan ragam ngoko dengan menggunakan metode role
playing pada siswa kelas V di SD Sarikarya,
Depok, Sleman.
C.
Pembatasan Masalah
Agar
diperoleh hasil kerja yang maksimal, penelitian ini dibatasi pada peningkatan
keterampilan berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SDN
Kedungharjo 1.
D.
Rumusan Masalah
Bagaimana peningkatan keterampilan
berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SDN Kedungharjo 1?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bicara bahasa
Jawa khususnya, meningkatkan keterampilan berbicara ragam krama dan ragam ngoko
dengan menggunakan metode role playing
pada siswa kelas V di SDN Kedungharjo 1.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat
secara praktis.
1. Bagi siswa, siswa dapat mengembangkan
keterampilan berbicara menggunakan metode role
playing.
2. Bagi sekolah, dengan meningkatkan
ketrampilan berbicara siswa maka hal itu dapat meningkatkan mutu atau kualitas
sekolah.
3. Bagi guru, memperoleh tambahan
pengetahuan dan wawasan tentang metode role
playing khususnya peningkatan berbicara ragam krama dan ragam ngoko.
G. Batasan Pengertian Istilah
1. Peningkatan dalam penelitian ini
diartikan sebagai suatu perubahan keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih
baik.
2. Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan gagasan dan peasaan. Sebagai perluasan dari
batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible)
dengan yang kelihatan (visible) yang
memnfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombiasikan.
3. Metode Role Playing (Bermain Peran) adalah metode pembelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan serta pengkreasian peristiwaperistiwa
yang diimajinasikan dengan cara memerankan tokoh hidup atau mati.
4. Ragam krama adalah variasi tinggi dalam bahasa Jawa dan dirasa lebih
halus oleh masyarakat Jawa.
5. Ragam ngoko adalah tingkat tutur yang mencerminkan rasa yang tidak
berjarak antara si penutur dengan lawan bicara.
Share This :
0 komentar