ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Skripsi: Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa siswa kelas V SDN Kedungharjo 1 Dengan Menggunakan Metode Role Playing

Friday, November 1, 2019
Skripsi: Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa siswa kelas V SDN Kedungharjo 1 Dengan Menggunakan Metode Role Playing

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia yang sangat penting karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antar sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. Banyak didapati orang yang berbicara tetapi tidak semua orang ketika berbicara memiliki kemampuan yang baik di dalam menyampaikan isi pesannya kepada orang lain, sehingga dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain, semua orang memiliki keterampilan yang baik di dalam menyelaraskan antara apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang mendengarkannya dapat memiliki pemahaman yang sesuai dengan keingian si pembicara.
Pembelajaran bahasa Jawa khususnya di SD merupakan salah satu muatan lokal yang masih dalam taraf dasar, yang dipelajari secara berkala dari tingkat dasar sampai ke tingkatan yang lebih luas. Dalam hal ini tingkatan pembelajaran bahasa Jawa sesuai prosedur kurikulum yang ada di SD. Penelitian ini lebih mengkhususkan kelas V SD karena cenderung akan lebih mudah memahami pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko. Pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko bertujuan agar siswa memiliki keterampilan menggunakan bahasa Jawa dengan menempatkan secara baik dan benar dalam
berbagai situasi dan kondisi.

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di SDN Kedungharjo 1 khususnya kelas V bertujuan agar siswa mampu menerapkan, mempraktikkan dan menerapkan bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko sesuai dengan penggunaannya. Pengkhususan kelas V ini siswa sudah menguasai bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko karena sudah memperoleh materi dari kelas-kelas sebelumnya. Jadi, hanya perlu mengulang bahasa Jawa ragam krama dan ragam
ngoko.
Siswa kelas V SDN Kedungharjo 1 yang terdiri dari 20 siswa dengan rincian siswa laki-laki 8 siswa dan perempuan 12 siswa. Pemilihan tersebut berdasarkan  wawancara dengan ibu Fitri Nurchasanah, S. Pd. selaku guru kelas V SDN Kedungharjo 1 pada hari Senin, 4 Pebruari 2019 diperoleh data bahwa siswa mempunyai masalah atau kendala dalam pelajaran bahasa Jawa, khususnya dalam hal berbicara siswa kurang aktif, apalagi dalam ragam krama dan ragam ngoko. Selain itu, siswa perlu latihan berbahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko agar dapat menerapkannya di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Kendala umum yang dialami siswa adalah malu, raguragu, dan sulit menyampaikan gagasan mereka. Dengan kata lain, mereka sulit mengubah apa yang ada dalam otak menjadi lambang bahasa.
Pembelajaran bahasa Jawa khususnya pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko pada kelas V SDN Kedungharjo 1 dilaksanakan dengan cara ceramah dan dialog. Data ini diperoleh dari wawancara dengan guru kelas V. Materi bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko yang disampaikan dalam pembelajaran berasal dari buku “Sinau Bahasa Jawa”. Waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko sangat terbatas, karena disamping menyampaikan materi tersebut, juga harus menyampaikan materi menulis, membaca, sastra, dan materi lain. Materi bahasa Jawa yang akan diberikan berupa teks dialog bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko, dimana ragam krama digunakan anak muda kepada orang tua sedangkan ragam ngoko digunakan orang tua kepada anak muda.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa perlu ditingkatkan. Alternatif peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa antara lain dengan menambah waktu dan materi pelajaran, meningkatkan kualitas guru, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, meningkatkan peran serta siswa. Alternatif lain dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Penggunaan metode yang aktif dan efisien merupakan hal yang paling mungkin dilakukan karena tidak perlu menambah waktu dan materi. Penggunaan metode tersebut secara langsung meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran.
Adapun teknik yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa biasanya dilakukan secara langsung. Dalam belajar mengajar bahasa Jawa siswa sangat tergantung kepada guru, sehingga pengajaran bahasa Jawa di SD masih bersifat pasif tradisional. Padahal jika guru menghadirkan metode pengajaran kemungkinan akan mempunyai beberapa nilai yang dapat menunjang keberhasilan peningkatan keterampilan berbicara.
Faktor yang paling terkait dengan peningkatan keterampilan berbicara adalah faktor guru dan motivasi belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri, guru memegang peranan penting dalam kesuksesan pembelajaran. Kunci keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi kurikulum ada di tangan guru. Guru sebagai perencana, pelaksana, dan pemegang kurikulum bagi kelasnya. Oleh sebab itu, semua yang diterapkan guru di dalam kelas akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan proses pembelajaran.
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang masih digunakan dalam komunikasi. Cara pengajaran bahasa sebagai sarana komunikasi yang efektif dan efisien, adalah dengan mempraktikkan. Salah satu cara pengajaran Bahasa yang mempunyai karakter mempraktikkan adalah pengajaran bahasa dengan metode role playing, karena dengan metode ini lebih mudah dalam penyampaian materi, memberikan kesempatan peserta didik untuk mempraktikkan bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko, memerankan dan menghayati tokoh yang ada dalam dialog dengan bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko, mengenal lebih dalam makna dan nilai-nilai yang tersimpan dalam dialog, serta penerapan keterampilan berbicara bahasa Jawa. Dengan demikian metode role playing meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan    pada    latar     belakang          permasalahan, permasalahan-permasalahan yang ada disekitar permasalahan di atas antara lain:
1.    Kurangnya praktek berbicara menggunakan ragam krama dan ragam ngoko di sekolah.
2.    Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara ragam krama dan ragam ngoko.
3.    Perlunya materi tentang bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko.
4.    Kurang bervariasinya penggunaan media yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dan ragam ngoko di sekolah.
5.    Perlunya keterampilan berbicara ragam krama dan ragam ngoko dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SD Sarikarya,
Depok, Sleman.

C.  Pembatasan Masalah

Agar diperoleh hasil kerja yang maksimal, penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SDN Kedungharjo 1.
D.  Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SDN Kedungharjo 1?

E.   Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bicara bahasa Jawa khususnya, meningkatkan keterampilan berbicara ragam krama dan ragam ngoko dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V di SDN Kedungharjo 1.
F.   Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat secara praktis.
1.    Bagi siswa, siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicara menggunakan metode role playing.
2.    Bagi sekolah, dengan meningkatkan ketrampilan berbicara siswa maka hal itu dapat meningkatkan mutu atau kualitas sekolah.
3.    Bagi guru, memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan tentang metode role playing khususnya peningkatan berbicara ragam krama dan ragam ngoko.
G. Batasan Pengertian Istilah
1.    Peningkatan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu perubahan keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih baik.
2.    Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan gagasan dan peasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dengan yang kelihatan (visible) yang memnfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombiasikan.
3.    Metode Role Playing (Bermain Peran) adalah metode pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan serta pengkreasian peristiwaperistiwa yang diimajinasikan dengan cara memerankan tokoh hidup atau mati.
4.    Ragam krama adalah variasi tinggi dalam bahasa Jawa dan dirasa lebih halus oleh masyarakat Jawa.

5.    Ragam ngoko adalah tingkat tutur yang mencerminkan rasa yang tidak berjarak antara si penutur dengan lawan bicara. 
Share This :

0 komentar

 Recent

loading...